Masih ingat kejadian di bulan Agustus lalu kala isu Mars sebesar Bulan merebak? Kala itu masyarakat sempat salah persepsi dengan pasangan Bulan dan Jupiter di langit yang disangka sebagai planet merah Mars.
Jupiter yang kala itu terlihat terang berpasangan dengan Bulan, masih akan tampak cerlang di langit malam di hari-hari ini. Planet raksasa tersebut akan tampak sepanjang malam karena ia terbit kala senja dan baru akan terbenam saat fajar menyingsing. Tapi apa istimewanya kalau si Raja Planet aka planet gas raksasa terbesar di Tata Surya itu tampak terang di langit?
Pada tanggal 21 September 2010, Jupiter akan mengalami oposisi dengan Matahari. Pada malam oposisi, Jupiter akan terbit tepat saat Matahari terbenam dan berada tepat di atas kepala saat tengah malam. Dan sangat mudah kok untuk mengenali Jupiter di langit. Ia akan menjadi obyek paling terang sesudah Bulan yang bisa dinikmati.
Bumi dan Jupiter dalam perjalanan mereka mengitari Matahari mengalami pertemuan setiap 13 bulan. Akan tetapi, karea orbit Bumi dan Jupiter tidaklah berbentuk lingkaran sempurna melainkan elips, setiap pertemuan jelas tidak akan memiliki jarak yang sama. Pada tanggal 20 September 2010, Jupiter akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 75 juta km dan baru akan kembali pada jarak sedekat itu di tahun 2022.
Nah, bagi anda yang memiliki teleskop, jangan lewatkan untuk menikmati piringan Jupiter dengan lebih detil. Karena jelas ada banyak fenomena menarik dari planet gas raksasa tersebut untuk dilihat. Yang pasti bisa dinikmati adalah Bintik Merah Raksasa, Sabuk Ekuator Selatan / South Equatorial Belt (SEB) yang beberapa waktu lalu menghilang dan diperkirakan bisa muncul kembali setiap saat.
Astronom amatir juga melaporkan sejumlah bola api yang tampak di atmosfer Jupiter. Keberadaan bola api tersebut merupakan tanda kalau ada banyak asteroid kecil atau pecahan komet yang sedang menghantam planet gas raksasa tersebut dan mereka meledak di awan. Para peneliti yang juga mengamati tabrakan-tabrakan di Jupiter menyatakan kilatan bola api itu masih akan sering terjadi setidaknya beberapa kali dalam sebulan.
Dan yang pasti akan bisa dinikmati oleh para pengamat langit adalah satelit-satelit di Jupiter yang juga ikut dekat dengan Bumi.
Kalau 400 tahun lalu Galileo hanya bisa melihat satelit Galilean (Io, Europa, Callisto dan Ganymede) tak lebih dari cahaya kecil dari kepala peniti, tentu dengan teleskop modern yang digunakan astronom amatir para pengamat langit bisa menikmati tanda berwarna dari piringan satelit-satelit tersebut.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keindahan Jupiter di kala berada dekat dengan Bumi pada tanggal 20 September 2010 dan saat oposisinya tanggal 21 September 2010 dari dekat. Jupiter akan sangat mudah untuk ditemukan, dan meski cahaya lampu kota cukup mengganggu, yakinlah anda masih bisa mengenali si planet raksasa yang terang tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar