Setelah dunia dibuat tercengang dengan penemuan sistem extrasolar yang memiliki 7 buah planet. Penemuan ini membawa manusia melihat bahwa sistem multi planet di masa depan akan menjadi sesuatu yang umum dan sekaligus membawa manusia pada pemahaman baru akan sistem yang “mirip” Tata Surya dari segi jumlah.
Setelah cerita dari HD 10180 kini, wahana antariksa Kepler membawa kisah baru penemuan 2 buah planet yang melintas di depan wajah bintang yang sama, atau dengan bahasa lain keduanya transit pada bintang yang sama.
Penemuan Kepler 9
Tanda-tanda saat kedua exoplanet berbeda itu melintasi bintang tampak dalam data bintang serupa Matahari yang diidentifikasi sebagai Kepler-9. Dan kedua planet yang mengorbit bintang tersebut pun dinamai Kepler 9b dan 9c.
Bagaimana kepler bisa menemukan kedua planet tersebut juga bukan sebuah perjalanan singkat. Pengamatan dilakukan selama 7 bulan pada 156 000 bintang yang merupakan bagian dari pencarian planet berukuran Bumi di luar Tata Surya. Dan akhirnya satu per satu penemuan pun bisa dihasilkan. Kamera Kepler berhasil melihat berkurangnya kecerlangan bintang saat planet melintas di depan wajah bintang. Dari kedipan cahaya sesaat inilah ukuran planet bisa diukur.
Jarak planet dari bintang induk juga bisa dikalkulasi dari pengukuran waktu antara setiap momen planet memasuki bintang dan menyebabkan terjadinya redup sesaat pada cahaya bintang. Perbedaan kecil yang muncul secara teratur dari kejadian ini secara terus menerus memungkinkan para astronom untuk menentukan massa planet dan mendeteksi keberadaan planet lainnya yang tidak melintasi bintang.
Sejak Kepler mulai bekerja sampai dengan hari ke-43 saat data pertama dikumpulkan dari 700 kandidat planet, terdapat 5 kandidat sistem yang memiliki lebih dari 1 planet transit. Hasil identifikasi yang dilakukan tim Kepler menunjukkan target sistem ke-6 yang mengalami multi transit.
Selain kedua planet yang sudah dikonfirmasi, para peneliti Kepler juga mengidentifikasi obyek lain yang tampaknya merupakan planet ke-3 di sistem ini. Tanda keberadaannya memang sangat lemah dalam observasi yang dilakukan pada bintang Kepler-9.
Pengamatan Lanjutan dan Data Yang Dihasilkan
Dari data Kepler, para peneliti kemudian melakukan pengamatan lanjutan di Observatorium W.M. Keck di Hawaii. Setelah data yang didapat cukup, para astronom pun mengkonfirmasi bahwa sistem tersebut merupakan sistem multi planet. Tujuan lainnya pengamatan di Keck juga untuk melakukan pengukuran massa planet.
Hasilnya, diyakini Kepler 9b merupakan planet terbesar dalam sistem Kepler 9 yang memiliki 2 buah planet tersebut. Keduanya juga ditemukan memiliki massa yang hampir sama namun lebih kecil dari Saturnus.
Exoplanet Kepler 9b berada paling dekat dengan bintang induk dan mengorbit sang bintang selama 19 hari sedangkan Kepler 9c justru memiliki periode orbit lebih panjang di kisaran 38 hari. Dari hasil pengamatan beberapa kali transit oleh si planet selama 7 bulan, waktu antara setiap peristiwa masuknya planet melintasi bintang bisa dianalisa.
Hasil penemuan ini juga sekaligus merupakan hasil penerapan transit time variations (variasi waktu transit) yang mengamati perubahan yang terjadi dari interval transit yang satu ke yang lainnya. Sebuah bukti interaksi gravitasi antara 2 planet yang tampak dari sudut pandang Kepler.
Sedangkan untuk planet kandidat planet ke-3, tampaknya ia berupa planet Super Bumi dengan radius 1,5 kali radius Bumi. Ia juga diperkirakan mengorbit bintang selama 1,6 hari. Akan tetapi masih dibutuhkan data pengamatan tambahan untuk menentukan apakah sinyal transit itu merupakan sebuah planet ataukah hanya sekedar fenomena astronomi yang meniru penampakan transit.
Sumber : NASA, CfA
0 komentar:
Posting Komentar