Kamis, 29 Juli 2010

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari
a. Kehidupan Politik
1) Ken Arok (1222-1227)
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok. Ken Arok kemudian
mengangkat dirinya menjadi raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa
Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari
menandai munculnya suatu dinasti baru yakni dinasti Rajasa (Rajasawangsa)
atau Girindra (Girindra-wangsa ).Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222-1227). Pada
tahun 1227 ia dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok).
Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa-Buddha.

2) Anusapati (1227-1248).
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta kerajaan Singasari jatuh
ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama,
Anusapati tidak melakukan pembaharuan, karena Anusapasti larut dengan
kesenangannya sendiri yakni menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke
Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa
Anusapati suka menyabung ayam, maka diundangnya Anusapati ke
Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta
menyabung ayam. Pada saat Anusapati sedang asyik menyaksikan aduan
ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris Empu Gandring yang
dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian
meninggallah Anusapati dan didharmakan di Candi Kidal.

3) Tohjoyo (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati, maka takhta Kerajaan Singasari
dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari
tidak lama, sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha
membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian
menduduki singgasana.

4) Ranggawuni (1248-1268)
Ranggawuni naik takhta kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa
Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar
Narasinghamurti. Di dalam pemerintahannya, pemerintahan mereka
membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat.Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama
Kertanegara sebagai yuwaraja (rajamuda) dengan maksud mempersiapkannya
menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268
Wisnuwardha meninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi
Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

5) Kertanegara (1268-1292)
Kertanegara adalah raja Singasari terakhir dan terbesar, karena
mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta
pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam
pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri yaitu Mahamentri
I Hino, Mahamentri I Halu dan Mahamentri I Sirikan. Untuk dapat mewujudkan
gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot
dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani.
Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria
Wiaraja.
Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke
daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan
nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu.
Hal ini ditandai dengan mengirimkan patung Amogapasa ke Dharmasraya
atas perintah raja Kertanegara. Tujuannya untuk menguasai Selat Malaka.
Selain itu juga menaklukkan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan
Barat) dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan
dengan raja Champa, dengan tujuan untuk menahan perluasan
kekuasaan Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kublai Khan menuntut rajaraja
di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang
dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai utusannya yang bernama
Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kublai Khan marah besar dan
bermaksud menghukumnya dengan mengirikan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar
pasukan Singasari dikirim untuk
menghadapi serangan Mongol,
maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan
kesempatan untuk menyerangnya.
Serangan dilancarakan dari
dua arah, yakni dari arah utara merupakan
pasukan pancingan dan dari
arah selatan merupakan pasukan
inti. Pasukan Kediri dari arah selatan
dipimpin langsung oleh Jayakatwang
dan berhasil masuk istana
dan menemukan Kertanagera berpesta
pora dengan para pembesar istana. Kertanagera beserta pembesarpembesar
istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja akhirnya berbalik
memihak kepada ayahnya (Jayakatwang) sedangkan Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan
dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya
mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang serta diberikan
sebidang tanah yang bernama Tanah Terik.
Dengan gugurnya Kertanegara pada tahun 1292, Kerajaan Singasari
dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirlah kekuasan Kerajaan Singasari.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan
sebagai Siwa-Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Sedangkan arca
perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog, yang sekarang berada di
Taman Simpang, Surabaya.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan
kehidupan sosial masyarakatnya. Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat
Tumapel, mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah di sekitarnya. Perhatian
Ken Arok bertambah besar, ketika ia menjadi raja di Singasari sehingga rakyat
hidup dengan aman dan damai untuk mencapai kesejahteraannya.
Akan tetapi ketika masa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial
masyarakatnya kurang mendapatkan perhatian. Baru pada masa pemerintahan
Wisnuwardhana, kehidupan sosial masyarakatnya teratur baik. Rakyat hidup
dengan tenteram dan damai. Begitu juga masa pemerintahan Kertanegara. Dalam
kehidupan ekonomi, rakyat Kerajaan Singasari hidup dari pertanian, pelayaran
dan perdagangan.

c. Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari
dapat diketahui dari peninggalan candi-candi dan
patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi, di
antaranya Candi Kidal, Candi Jago dan Candi
Singasari. Patung, antara lain Patung Ken Dedes
sebagai perwujudan dari Prajnyaparamita lambang
kesempurnaan ilmu, Patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails