Kamis, 24 Januari 2013

Ketika Mars Masih Biru

Saya yakin kalian pasti tahu kalau Bumi bukan satu-satunya planet di Tata Surya; jumlahnya ada delapan planet. Planet yang paling mirip dengan Bumi adalah Mars, yang dijuluki ‘Si Planet Merah’ lantaran permukaannya berwarna merah. Namun, tampaknya Mars di masa lalu berwarna biru, diliputi danau, sungai, dan lautan air, mirip seperti Bumi!
Foto alur air di masa lalu Mars yang diambil Mars Express. Kredit: ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Foto alur air di masa lalu Mars yang diambil Mars Express. Kredit: ESA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Foto menakjubkan ini diambil oleh wahana antariksa Mars Express, yang mengelilingi Mars. Foto ini memperlihatkan dasar sungai yang berkelok-kelok di permukaan Mars. Diyakini penampakan ini terjadi akibat aliran sungai yang dalam jauh di masa lampau Mars, milyaran tahun sebelum manusia ada.
Saat ini masih ada air di Mars, meskipun dalam keadaan beku di bawah permukaan serta di Kutub Utara dan Selatan (seperti tudung es di Bumi). Jadi, dasar sungai ini mungkin bukan suatu penemuan yang mencengangkan, tapi keren banget lho! Bekas sungai ini panjangnya 1500 km, lebih panjang dari Sungai Rhine yang melintasi Eropa, mulai dari Belanda sampai Swiss. Plus, dalamnya 300 m, jauh lebih dalam daripada dalamnya sungai-sungai di Bumi!
Citra-citra baru dari wahana Mars Express ini memungkinkan kita untuk bisa mengintip masa lalu si planet merah, dan rupanya tidak terlalu berbeda dengan dunia kita saat ini.
Fakta menarik: Para ilmuwan yakin bahwa milyaran tahun lalu di Mars terjadi banjir terdahsyat sepanjang sejarah Tata Surya. Mungkin sekarang sulit untuk dibayangkan, karena Mars yang sekarang terlampau dingin dan atmosfernya pun terlalu tipis untuk
memungkinkan adanya air berwujud cair di permukaannya.

Jumat, 02 September 2011

AYO MEMBUAT PENAMPANG FILTER MATAHARI TELESKOP !!!

Pembuatan penampang filter matahari yang akan dijelaskan pada artikel ini adalah penampang filter pada teleskop Meade ETX 80. Bagian utama penampang menggunakan dop PVC.

Untuk teleskop jenis lain, pembuatan penampang dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan ukuran diameter penampang dop yang disesuaikan dengan ukuran diameter ujung tabung teleskop. Cara menggunakannya cukup dipasang pada bagian ujung tabung teleskop. Unsur keamanan menjadi prioritas sehingga tidak disarankan menggunakan filter matahari dengan bahan terbuat dari piringan bagian dalam disket (floppy disk). Filter yang kami gunakan adalah filter matahari dengan ND 5.
Bahan-bahan pembuat penampang filter:
  • Dop PVC ukuran 4”
  • Karton coklat
  • Lembaran Filter Matahari
  • Lem fox
  • Pilox Silver Metalik
lembaran filter matahari yang masih terbungkus plastik. Lembaran filter ini hanya meloloskan 0.001% cahaya matahari. Kredit : ivie
catatan : Filter matahari yang digunakan untuk teleskop haruslah berupa lembaran filter matahari yang memiliki neutral density / ND (kerapatan netral) 5. Untuk filter yang kami gunakan, ia hanya meloloskan 0,001% sinar Matahari.
Alat-alat yang digunakan:
  • Jangka
  • Alat tulis
  • Gergaji kecil
  • Solder atau bor
  • Kikir
  • Gunting
  • Cutter
Pembuatan
  1. Siapkan dop PVC ukuran 4”. Buat lingkaran bagian atas dop PVC dengan menggunakan jangka.
    Dop PVC 4" sebagai penampang filter Matahari. kredit : dino
  2. Lubangi dop PVC sampai pada batas luar lingkaran yang dibuat dengan jangka tadi. Untuk melubanginya dapat menggunakan bor. Jika tidak ada, proses melubangi dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara solder, gergaji kecil, dan kikir. Bagian yang disolder bukan tepat di bagian batas luar lingkaran tetapi agak masuk beberapa millimeter dari batas luar lingkaran ke arah pusat lingkaran. Solder bersifat panas sehingga lubang yang dihasilkan menjadi kurang rapi. Untuk merapikan lubang tepian lubang digunakan kombinasi antara gergaji kecil dan kikir berbentuk setengah lingkaran.
    Doc PVC setelah dilubangi dan siap untuk dipasang filter Matahari. kredit : dino
  3. Potong filter matahari berbentuk lingkaran dengan diameter lingkaran lebih besar dari diameter lubang pada dop PVC. Jika membuat filter berbentuk lingkaran jangan gunakan jangka karena dapat melubangi filter yang akan memberi akibat fatal pada saat pengamatan.
  4. Potong karton coklat berbentuk cincin dengan diameter terluar lebih besar dari lubang pada dop PVC.
  5. Penampang filter dan cincin karton kemudian di cat meggunakan pilox warna perak metalik. Setelah dicat, tunggu sampai cat kering sebelum melanjutkan pada tahap pemasangan filter.
    Penampang yang sudah dicat metalik, filter dan cincin. kredit : ivie
  6. Beri lem pada filter matahari di bagian tepinya. Rekatkan pada dop PVC di bagian belakangnya. Setelah itu, Cincin karton coklat diberi lem kemudian ditempelkan pada bagian dop PVC menutupi tepian luar filter matahari. Cincin karton ini berfungsi untuk menahan agar filter tertempel dengan kuat.
  7. Penampang filter matahari ini ketika dipasang pada tabung teleskop masih agak longgar. Untuk membuatnya terpasang dengan cukup kuat, tempelkan sedikit karton berbentuk persegi panjang pada bagian dinding dop PVC bagian dalam. Penempelan dilakukan pada dua tempat yang saling tegak lurus di sisi dalam dop PVC. Jarak antar karton penahan penampang filter ini sekitar 180º(saling tegak lurus).
    Filter yang sudh dipasang pada penampang. Pada pinggirannya dieri karton segi empat kecil untuk memadatkan penampang sehingga pas pada saat dipasang di teleskop. Kredit : ivie
    Filter Matahari dan penampang filter buatan sendiri. kredit : ivie

    Filter Matahari yang dipasang di teleskop. Kredit : ivie

Jumat, 22 Juli 2011

APA YANG MEMBANGUNKAN LUBANG HITAM SUPER MASIF ?

Cerita yang datang dari mata-mata di Bumi dan angkasa acap kali memberi kejutan dan pengetahuan baru bagi manusia.  Apa yang sudah diyakini ternyata bisa berbeda dari hasil pengamatan, dan itulah sains. Terus berkembang dan terus membaharui diri.


Galaksi-galaksi yang dilihat dalam cacah langit COSMOS. kredit : CFHT/IAP/Terapix/CNRS/ESO
Kali ini hasil menakjubkan yang membuka mata manusia datang dari Very Large Telescope milik ESO danXMM-Newton X-ray Space Observatory milik ESA. Selama ini, para astronom menduga kalau lubang hitamsuper masif yang mengintip dari galaksi-galaksi besar selama 11 milyar tahun tersebut bisa hidup dan aktif akibat terjadinya merger atau penyatuan dengan galaksi lain. Tapi tampaknya perkiraan itu tidaklah sepenuhnya tepat.
Di jantung galaksi-galaksi besar, mengintip lubang hitam super masif yang memiliki massa jutaan sampai milyaran massa Matahari. Lubang hitam di pusat galaksi ini seagian besar merupakan lubang hitam yang tenang. Tapi berkembangnya ilmu pengetahuan yang membawa manusia mengenali cerita alam semesta di masa lalu menunjukkan hal berbeda. Setelah menelusuri ke masa lalu, para astronom menemukan galaksi terang di masa awal alam semesta memiliki monster di pusatnya yang melahap materi dengan radiasi kuat ketika materi tersebut tertarik ke lubang hitam.
Pertanyaannya, materi apakah dan dari mana asal materi yang membangunkan lubang hitam yang sedang tidur tersebut dan memicu terjadinya letusan dahsyat di pusat galaksi?
Inti Galaksi Aktif itu Bukan dari Tabrakan…
Sampai saat ini, para astronom selalu menduga kalau sebagian besar inti aktif diaktifkan ketika dua buah galaksi bergabung atau ketika dua galaksi bergerak saling mendekati sehingga menyebabkan materi yang terganggu kemudian menjadi bahan bakar bagi lubang hitam di pusat. Hasil yang didapat ke dua mata astronom di Bumi dan Ruang Angkasa ternyata menunjukkan kalau dugaan para astronom bisa saja salah untuk sebagian galaksi yang aktif.
Adalah Viola Allevato (Max-Planck-Institut für Plasmaphysik; Excellence Cluster Universe, Garching,Jerman) dan tim peneliti internasional dari COSMOS yang membawa para astronom pada paradigma yang baru tersebut. Viola dan rekan-rekannya meneliti lebih dari 600 galaksi aktif dalam proyek kolaborasi COSMOS.
Hasilnya, seperti yang sudah diduga inti aktif yang sangat aktif memang langka sementara sebagian besar galaksi aktif dalam kurun waktu 11 milyar tahun ternyata memiliki kecerlangan moderat. Yang mengejutkan, data baru menunjukkan kalau jumlah mayoritas ini berlaku umum. Galaksi aktif yang tidak terlalu terang ini ternyata tidak dipicu oleh penggabungan galaksi-galaksi.
Keberadaan inti galaksi aktif ini diungkap oleh pancaran sinar-X di sekeliling lubang hitam yang kemudian dilihat oleh teleskop landas angkasa XMM-Newton milik ESA. Galaksi ini kemudian diamati oleh Very Large Telescope milik ESO yang dapat mengukur jarak galaksi-galaksi tersebut. Hasil pengamatan memungkinkan para ilmuwan untuk membuat peta 3 dimensi keberadaan galaksi-galaksi aktif tersebut.
Butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk menyelesaikannya namun hasilnya adalah sebuah peta yang menunjukkan keberadaan galaksi-galaksi aktif dalam sinar-X. Peta tersebut akan sangat berguna bagi para astronom untuk melihat distribusi galaksi aktif dan membandingkannya dengan dugaan yang berasal dari teori.
Peta tersebut menunjukkan perubahan dalam sebaran galaksi dengan bertambahnya usia, dari 11 milyar tahun yang lalu sampai dengan hari ini. Inti aktif banyak ditemukan dalam galaksi masif yang memiliki jumlah materi gelap yang besar. Hasil ini tentu saja jadi kejutan karena tidak sesuai dengan teori yang ada. Jika inti aktif merupakan hasil dari penggabungan atau tabrakan antar galaksi maka seharusnya mereka ditemukan dalam galaksi dengan massa moderat sekitar trilyunan kali massa Matahari. Pada kenyataannya, inti aktif ini justru ditemukan pada galaksi dengan massa 20 kali lebih besar dari nilai yang diprediksi oleh teori penggabungan.
Hasil terbaru tersebut memberi wawasan baru bagaimana lubang hitam super masif memulai saat makan mereka. Diindikasikan kalau lubang hitam medapatkan makanannya dari proses di dalam galaksi itusendiri seperti ketidakstabilan piringan dan letusan bintang sebagai teori yang berlawanan dari tabrakan galaksi.
Di masa lalu, sampai dengan 11 milyar tahun lalu, tabrakan galaksi hanya bisa memberi kontribusi sejumlah kecil presentase dari galaksi aktif dengan kecerlangan moderat. Pada masa itu, galaksi-galaksi memiliki jarak yang lebih dekat sehingga kemungkinan terjadinya penggabungan lebih sering terjadi dibanding masa sekarang. Dan hasil terbaru ini jelas memberi nuansa baru yang mengejutkan.
Sumber : ESO

Rabu, 06 April 2011

Menit Menit Awal Terciptanya Tata Surya

Seperti diketahui, Big Bang atau Dentuman besar merupakan sebuah kejadian yang memicu terbentuknyaalam semesta. Tapi meskipun demikian, informasi akan apa yang terjadi di era Nukleosintesis Dentuman Besar ketika alam semesta baru berusia beberapa detik sampai beberapa menit belumlah benar-benar diketahui.

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi dahulu? Jelas tidak mungkin jika manusia pergi ke masa itu, namun ekstrapolasi hukum fisika bisa membawa manusia untuk menelusuri kembali apa yang terjadi sekarang sampai ke waktu terjadinya nukleosintesa. Penelusuran itu bisa berlanjut lebih jauh ke masa lalu untuk memberi susunan dan gambaran akan apa yang sebenarnya terjadi di masa awal alam semesta. Tapi sejauh mana bisa berekstrapolasi menuju singularitas masih menjadi perdebatan tapi disepakati waktunya tidak lebih awal dari epoh Planck atau 10-43 detik.

Dentuman Besar

Ilustrasi saat dentuman besar atau big bang terjadi. kredit : Particle Physics Laboratory, Annecy-le-Vieux, France

Saat alam semesta didominasi oleh materi dan radiasi, gaya tarik gravitasi antara seluruh partikel cenderung memperlambat laju pengembangan alam semesta. Hal berbeda terjadi ketika alam semesta masih lebih kecil dan rapat. Saat itu, laju pengembangan besarnya tidak terbatas. Titik inilah yang disebut singularitas yang mengacu pada Dentuman Besar.

Dentuman besar merupakan titik awal proses pengembangan alam semesta. Sekitar 13,7 milyar tahun lalu, bagian alam semesta yang bisa dilihat sebenarnya hanya beberapa milimeter dan untuk sampai ke kondisi sekarang terjadi pengembangan dari kondisi yang panas dan rapat mejadi alam semesta yang luas dan lebih dingin.

Dua pilar utama yang membangun model dentuman besar adalah teori relativitas umum Einstein dan prinsip kosmologi

Dalam teori yang diajukan Einstein, dinyatakan bahwa teori gravitasi Newton hanya bekerja pada benda diam atau benda yang bergerak sangat lambat dibanding kecepatan cahaya. Dalam kasus relativitas umum, gravitasi tidak lagi digambarkan sebagai medan gravitasi melainkan sebagai kelengkungan ruang-waktu. Di sini terdapat hubungan antara massa-waktu dan massa-energi yang saling mempengaruhi. Distribusi massa-energi menentukan bentuk kelengkungan ruang-waktu dan kelengkungan ruang-waktu mempengaruhi bagaimana massa-energi bergerak di dalamnya. Fisikawan John Wheeler menggambarkan dengan baik saat berkata, “Materi memberitahu ruang-waktu bagaimana untuk melengkung dan ruang-waktu memberitahu materi bagaimana untuk bergerak”.

Setelah Relativitas Umum diperkenalkan, sejumlah ilmuwan termasuk Einstein, berusaha untuk menerapkan dinamika gravitasi yang baru ini pada alam semesta secara keseluruhan.

Pada saat itu, untuk menerapkan dinamika tersebut membutuhkan asumsi mengenai bagaimana materi di alam semesta terdistribusi. Asumsi sederhananya, jika kita melihat isi alam semesta, maka ia akan tampak sama dimanapun dan sama disetiap arah. Dengan kata lain prinsip kosmologi menyatakan bahwa dalam skala besar, alam semesta berada dalam keadaan homogen dan isotropi serta pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta. Homogen memberi arti dimanapun pengamat berada di alam semesta ia akan mengamati hal yang sama. Sedangkan isotropi artinya ke arah manapun pengamat memandang ia akan melihat hal yang sama. Dengan demikian tidak ada tempat istimewa di alam semesta. Model ini menyatakan bahwa alam semesta seharusnya mengembang dalam jangka waktu berhingga, dimulai dari keadaan yang sangat panas dan padat.

Era Nukleosintesis Dentuman Besar
Era nukleosintesis Dentuman Besar dimulai satu menit setelah terjadinya Dentuman Besar saat alam semesta cukup dingin untuk membentuk proton dan netron setelah bariogenesis.

Nukleosintesa mengacu pada pembentukan elemen berat, inti atom dengan banyak proton dan netron dari reaksi fusi elemen ringan. Teori Dentuman Besar memberi prediksi kalau alam semesta sangat dini merupakan tempat yang luar biasa panas. Satu detik setelah Dentuman Besar, temperatur alam semesta hampir 10 milyar derajat dan terisi oleh lautan netron, proton, elektron, anti-elektron (positron), foton dan nutrino. Ketika alam semesta mendingin, netron akan meluruh menjadi proton dan elektron atau bergabung dengan proton membentuk deutrium (isotop hidrogen). Pada saat 3 menit awal di alam semesta, deutrium bergabung membentuk helium. Didapati juga jejak sejumlah lithium yang terbentuk pada masa ini. Perisitiwa ini berlangsung sekitar 17 menit, sampai temperatur alam semesta turun sedemikian rupa, sehingga tidak tersedia cukup energi yang memungkinkan peristiwa ini untuk terus terjadi. Nah, proses pembentukan elemen ringan di alam semesta dini inilah yang disebut Nukleosintesa Dentuman Besar.

Ciri lain alam semesta yang juga tidak biasa adalah keteraturannya – dalam hal ini distribusi galaksi seragam dalam skala besar dan latar belakang gelombang mikro menunjukan bukti kuat kalau materi terdistribusi lebih teratur di masa yang awal. Keseragaman ini tidak biasa karena simpangan kecil cenderung bertumbuh seiring waktu saat area yang sangat padat runtuh membentuk bintang dan galaksi. Tapi kecepatan cahaya yang terbatas justru memberi kejutan yang lain.

CMB (cosmic microwave background/ latar belakang gelombang mikro kosmik), menunjukan rupa alam semesta setelah 370000 tahun setelah Dentuman Besar. Dan setelah diamati bagian-bagian CMB secara terpisah, tampak juga area alam semesta yang terpisah lebih dari 370000 tahun cahaya. Dengan kata lain, waktu yang ada tidak cukup bagi sinyal berpindah dari satu area ke area lainnya. Pertanyaannya bagaimana area yang terpisah tersebut tahu bahwa mereka harus memiliki temperatur yang sama? Bagaimana mereka berkomunikasi? Inilah yang disebut sebagai masalah horison.

Horison secara sederhana bisa disebut sebagai batas pandang terhadap sesuatu yang bisa diamati dan yang belum diamati. Alam semesta memiliki usia yang terbatas (13,7 milyar tahun) sehingga pengamat hanya bisa melihat pada jarak yang terbatas di angkasa yakni 13,7 milyar tahun. Model Dentuman Besar tidak memberi gambaran area di angkasa yang berada diluar horison pengamat , yang bisa saja memiliki ruang waktu yang berbeda.

Inflasi
Masalah horison punya solusi yang cukup populer dan diterima. Ide yang disebut sebagai inflasi. Bayangkan kalau di masa awal, alam semesta harus melewati periode dimana sesaat lamanya ia didominasi oleh sejumlah besar energi gelap, yang kemudian secara tiba-tiba meluruh menjadi materi dan radiasi. Peningkatan energi gelap ini menyebabkan alam semesta mengalami percepatan dengan laju yang sangat fantastik dan mengembang secara eksponensial dalam waktu singkat. Bahkan satu kedipan matapun lebih lambat dari inflasi alam semesta. Inflasi terjadi dalam waktu kurang dari 1 detik dari 10–36 - 10–32 detik. Akibatnya titik-titik di alam semesta yang tadinya berdekatan, berpisah dengan cepat. Jadi area yang terpisah jauh dan diamati di CMB sebenarnya bertetangga dan saling kontak di masa awal.

Inflasi atau alam semesta mengembang dnegan laju eksponensial

Inflasi diperlukan untuk memecahkan masalah kurvatur alam semesta maupun masalah horizon. Dengan adanya inflasi maka horizon alam semesta bisa diperbesar sampai keadaan dimana partikel-partikel berada dalam lingkup horizon dan bisa slaing berkomunkiasi. Selain itu dengan pengembangan alam semesta secara tiba-tiba (eksponensial) maka setelah alam semesta mengalami inflasi, setelah itu ia akan mengembang mengikuti model standar dan pada akhirnya bisa mencapai keadaan saat ini. Tanpa inflasi evolusi alam semesta mungkin sudah mencapai masa akhirnya (kehancuran besar untuk alam semesta tertutup) atau kondisi dimana temperatur alam semesta mencapai suhu 3 K terjadi jauh sebelum sekarang.

Tapi yang masih menjadi pertanyaan adalah, sampai saat ini tidak ada model spesifik dari inflasi. Dengan kata lain, belum diketahui energi gelap seperti apa yang mendominasi alam semesta di masa awal ataupun bagaimana energi gelap itu berubah menjadi materi dan radiasi. Inflasi memang menjadi jawaban dari beberapa pertanyaan namun tetap rasa ingin tahu tentang asal usul alam semesta maupun apa yang memicu terjadinya inflasi masih terus ada dan menjadi PR bagi para kosmolog untuk menjawabnya.

CFBDSIR 1458+10, PASANGAN KATAI COKLAT TERDINGIN

Seperti apakah bintang yang sangat dingin? Apakah bintang yang sangat dingin itu sedingin bayangan manusia ataukah sesungguhnya masih “cukup” panas? Pengamatan dengan menggunakan teleskop Teleskop 10-meter Keck II dan Teleskop 3,6 meter Canada-France-Hawaii di Mauna Kea, Hawai‘i, sertaVery Large Telescope (VLT) milik ESO di Chille berhasil melihat kandidat baru dari bintang katai coklatpaling dingin.

Bintang Katai Coklat

Ilustrasi pasangan katai coklat CFBDSIR 1458+10. Kredit : ESO/L. Calçada

Bintang katai coklat sering disebut juga bintang gagal, karena bintang yang satu ini tidak memiliki massa yang cukup supaya gravitasi dapat memicu terjadinya reaksi nuklir di bintang. Dengan kata lain si bintang katai coklat tidak memiliki pembakaran di dalam dirinya untuk menjadi sebuah bintang namun ia pun bukan planet.

Bintang katai coklat juga merupakan “tautan yang hilang” antara planet gas raksasa seperti Jupiter dan bintang katai merah, yang merupakan bintang terkecil dengan massa paling rendah dari Bintang. Bintang katai coklat pertama ditemukan di tahun 1995 yakni Gliese 229B, dan sampai saat ini sudah ratusan yang ditemukan.

Dengan massa, luminositas dan temperatur yang sedemikian rendah, bintang katai coklat bertindak sebagai laboratorium pengetahuan untuk dapat memahami planet gas panas maupun proses pembentukan bintang yang berakhir dini. dalam penggolongan katai coklat, saat ini katai T merupakan bintang katai coklat dengan temperatur terendah berkisar antara 600 – 1400 K, didominasi oleh molekul air dan metana dan memiliki proses atmosferik seperti Jupiter. Kemiripan inilah yang mendorong para peneliti untuk terus mencari obyek yang lebih ekstrim lagi, terutama untuk mengisi gap / kekosongan antara katai T dan planet gas raksasa.

Tampaknya gap itu bisa terisi dengan jenis katai coklat yang baru saja ditemukan oleh Michael Liu dkk. Bintang katai coklat yang ditemukan melalui pengamatan 3 teleskop tersebut berada 75 tahun cahaya dari bumi dan yang lebih menarik obyek tersebut merupakan pasangan bintang ganda. Pasangan bintang ganda inilah yang menjadi kandidat bintang katai coklat terdingin, dengan temperatur hampir sama dengan secangkir teh panas yang baru dibuat. Temperatur seperti ini mungkin panas bagi manusia, tapi tidak untuk bintang. Ini adalah temperatur yang luar biasa dingin bagi sebuah bintang.

Penemuan Bintang Katai Coklat Ganda CFBDSIR 1458+10
Saat menemukan pasangan katai coklat CFBDSIR 1458+10, Michael Liu dkk cukup terkejut karena obyek tersebut memiliki temperatur yang sangat rendah. Dan mereka semakin terkejut ketika mengetahui kalau bintang katai coklat tersebut merupakan pasangan bintang katai coklat ganda yang memiliki pasangan lebih dingin lagi.

Pasangan bintang CFBDSIR 1458+10 terdiri dari CFBDSIR 1458+10A dan CFBDSIR 1458+10B, dengan bintang Blebih redup dari A. Keduanya mengorbit satu sama lain dengan jarak sekitar 3 kali jarak Matahari-Bumi (150 juta km) dalam periode 30 tahun.

Bintang katai coklat CFBDSIR 1458+10B yang lebih redup ternyata memiliki temperatur ~100º – 150º Celsius. Obyek ini cukup dingin untuk mulai melintasi garis kabur yang menjadi batas antara bintang kecil yang dingin dan planet besar yang panas. Tak hanya itu, keberadaan pasangan CFBDSIR 1458+10 memicu pertanyaan baru, apakah dibutuhkan sebuah penggolongan kelas spektrum baru yang disebut kelas spektrum Y bagi katai coklat tipe ini.

Tak hanya itu, dengan temperatur yang demikian rendah, CFBDSIR 1458+10B diperkirakan memiliki properti yang berbeda dari bintang katai coklat yang sudah dikenal saat ini dan justru memiliki kemiripan dengan planet gas raksasa. Bahkan diyakini CFBDSIR 1458+10B memiliki awan air di atmosfernya.

Pasangan unik CFBDSIR 1458+10 pertama kali ditemukan sebagai pasangan ganda dengan menggunakan Sistem Laser Guide Star (LGS) Adaptive Optics pada teleskop Keck II Telescope di Hawaii. Setelah itu penentuan jarak pasangan tersebut dilakukan dengan menggunakan kamera inframerah yang dipasang pada teleskop Canada–France–Hawaii, di Hawaii. Dan akhirnya VLT milik ESo digunakan untuk mempelajari spektrum inframerah obyek dan pengukuran temperatur obyek.

Pencarian obyek dingin sudah menjadi topik yang aktif di astronomi. Teleskop ruang angkasa Spitzer juga baru-baru ini mengidentifikasi 2 obyek yang sangat redup dan bisa jadi menjadi pesaing bintang katai coklat paling dingin meskipun temperaturnya belum benar-benar dihitung. Masih dibutuhkan juga pengamatan lanjutan bagi CFBDSIR 1458+10B agar dapat diketahui properti dan karakteristiknya untuk dipelajari lebih lanjut.

Tags: , , , ,

Related Posts with Thumbnails